Selasa, 14 Juni 2011

Ibu Bersalin

Oleh : Septian, AMK
Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang wajar terjadi pada seorang perempuan. Kedua hal tersebut berperan penting dalam proses reproduksi guna mempertahankan kelestarian spesies manusia. Meskipun merupakan suatu hal yang fisiologis, kehamilan dan persalinan memiliki banyak resiko yang dapat membahayakan nyawa ibu dan janinnya.
Seorang ibu ketika akan mendekati waktu kelahiran bayi perlu untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin. Persiapan yang perlu dilakukan adalah memilih tempat bersalin yang memadai dan nyaman, dan memilih tenaga kesehatan yang akan menolong proses bersalin. Tenaga kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam menolong persalinan misalnya dukun beranak terlatih, bidan dan dokter. Menuru data World Health Organization tahun 2009 kasus persalinan seksio sesarea darurat dengan indikasi anak besar 7 orang, partus tak maju 56 orang, letak kaki 1orang, letak bokong 8 orang, Preeklamsi berat 23 orang, his lemah 6 orang, gawat janin 16 orang, plasenta previa 15 orang, gameli 6 orang, KPD 11 orang, oligohidramnion 3 orang, CPD 7 orang, KJDK 10 orang, Preeklamsi ringan 15 orang, Eklamsi 13 orang, Post date 42 orang. (WHO, 2009)
Permasalahan ketersediaan tenaga kesehatan tersebut tidak menjadi masalah pada daerah kota atau desa yang mudah terjangkau tetapi menjadi masalah bagi desa-desa yang terpencil atau terisolir dimana tenaga penolong persalinan tidak memiliki pengetahuan persalinan yang cukup baik dalam hal teknik persalinan maupun kebersihan proses persalinan. Pada masa sekarang pemerintah mengusahakan seiring dengan semakin banyaknya lulusan tenaga terlatih menyebarkan secara merata ke daerah-daerah terpencil para tenaga penolong persalinan tersebut. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 2009 kasus persalinan seksio sesarea darurat dengan indikasi anak besar 5 orang, partus tak maju 43 orang, letak kaki 1orang, letak bokong 5 orang, Preeklamsi berat 23 orang, gawat janin 20 orang, his lemah 2 orang, plasenta previa 9 orang, gameli 4 orang, KPD 12 orang, oligohidramnion 6 orang, CPD 5 orang, KJDK 4 orang, Preeklamsi ringan 3 orang, Eklamsi 3 orang, Post date 13 orang. (SDKI, 2009)
Angka kematian ibu di Indonesia pada saat persalinan tergolong tinggi diantara negara berkembang. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena angka kematian ibu adalah satu parameter yang menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan suatu negara. Hal ini mengakibatkan pentingnya bagi seorang tenaga kesehatan khususnya dokter dalam memandu suatu pimpinan persalinan. Seorang dokter dituntut memiliki kompetensi untuk mendiagnosis dan melakukan tindakan penanganan suatu persalinan normal. Di Medan kasus persalinan seksio sesarea darurat pada  dengan indikasi anak besar 5 orang, partus tak maju 40 orang, letak kaki 1orang, letak bokong 5 orang, Preeklamsi berat 10 orang, gawat janin 7 orang, plasenta previa 7 orang, gameli 6 orang, KPD 3 orang, oligohidramnion 9 orang, CPD 4 orang, KJDK 7 orang, Preeklamsi ringan 1orang, Eklamsi 4 orang, Post date 21 orang, his lemah sebanyak 6 orang. (Irawan, 2009)
Dengan semakin berkembangnya ilmu kedokteran khususnya ilmu mengenai obstetri dan ginekologi maka semakin berkembang pula teknik-teknik dalam persalinan untuk mencegah kematian dan komplikasi akibat persalinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar