MAKANAN SIAP SAJI ADALAH RACUN
Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya.
Angka kelebihan berat atau obesitas meningkat di hampir semua tempat dunia. Hampir di seluruh belahan dunia, orang-orang semakin bertambah berat badan atau menjadi gemuk.
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Di Indonesia prevalensi obesitas tahun 2002 diperkirakan 22%-24%. Di Provinsi Bali tahun 2004 prevalensinya 11,18% pada kelompok umur 18-29 tahun. Masalah gizi lebih ini bukan hanya ditemukan pada penduduk dewasa, tetapi juga pada anak–anak dan remaja. Pada tahun 2008 WHO melakukan penelitian dan mendapat sebanyak 350 orang dinegara berkembang berat tubuh nya naik setelah mereka mengkonsumsi jajanan siap saji. Usia 18 tahun akan menjadi usia penentuan bagi seorang remaja memiliki bentuk tubuh berkategori Obesitas.(WHO,2008)Obesitas atau kegemukan selalu dikaitkan dengan faktor genetik, pola makan, aktivitas fisik dan faktor lingkungan lain. Anggapan bahwa obesitas mungkin sebagai penyakit menular dapat dukungan baru dalam studi yang dilakukan para peneliti dari San Diego Shool of Medecine, University of California.
Ilmuwan menemukan bahwa ‘ledakan’ obesitas khususnya di dunia Barat selama 30 tahun terakhir ini salah satunya disebabkan andenovirus yang dapat menular layaknya penyakit infeksi.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics ditemukan fakta bahwa anak-anak yang terpapar strain adenovirus tertentu akan secara signifikan lebih cenderung menjadi gemuk.
B Jeffrey Schwimmer, MD, profesor pediatri klinis di UC San Diego, dan rekan meneliti 124 anak-anak, usia 8-18, atas kehadiran antibodi spesifik untuk adenovirus 36 (AD36), salah satu dari lebih dari 50 strain adenovirus dikenal menginfeksi manusia dan menyebabkan beragam pernafasan, infeksi gastrointestinal dan lainnya. AD36 adalah adenovirus manusia hanya saat ini terkait dengan obesitas manusia.
Untuk studi itu, Jeffrey B. Schwimmer, MD, profesor pediatri klinis di UC San Diego, bersama koleganya mengamati 124 anak-anak berusia 8-18 tahun mengenai keberadaan antibodi khusus terhadap adenovirus 36 (AD36), yang merupakan satu dari sekitar 50 strain adenovirus yang menginfeksi manusia dan menyebabkan beragam infeksi saluran pernapasan,saluran pencernaan dan lainnya. AD36 merupakan satu-satunya adenovirus manusia yang saat ini dikaitkan dengan obesitas.
Depkes Indonesia, memperkirakan terdapat 2,3 juta orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih pada 2015. Sebanyak 700 ribu di antaranya tergolong obesitas. Angka tahun 2009 memperlihatkan 1,6 miliar dewasa dengan berat badan berlebih dan 400 juta tergolong obesitas.(Depkes, 2008)
Tercatat lebih dari separuh dari anak-anak yang terlibat dalam studi itu (67) dianggap obesitas, berdasarkan indeks massa tubuh (BMI) yang tercatat di 95 negara atau lebih. Tim peneliti mendeteksi adanya antibodi yang spesifik terhadap AD36 pada 19 anak (15%). Mayoritas anak-anak yang positif AD36 ini (78%) obesitas, dan antibodi AD36 jauh lebih sering berada di anak obesitas (15 dari 67) dibandingkan pada anak yang tidak obesitas (4 dari 57).
Anak-anak yang positif AD36 memiliki berat badan hampir 22,73 kg lebih berat, secara rata-rata, dibandingkan dengan anak-anak yang negatif AD36. Di dalam kelompok anak obesitas ini, mereka yang terbukti mengalami infeksi AD36, rata-rata memiliki bobot 15,91 kg lebih berat ketimbang anak yang negatif AD36.
“Jumlah kelebihan berat badan ini merupakan keprihatinan besar di segala usia, tapi yang paling utama adalah untuk anak-anak,” ujar Schwimmer, yang juga direktur Weight and Wellness di Rady Children’s Hospital di San Diego.
Obesitas dapat menjadi penanda masalah kesehatan di kemudian hari, seperti penyakit jantung, liver dan diabetes. Dan kelebihan 15,91 kg hingga 22,73 kg lebih dari cukup untuk meningkatkan risiko mengalami penyakit itu.
Menurut data dari Depkes Sumatera Utara, angka kejadian obesitas yang disebabkan makanan siap saji atau junkfood terdapat sebanyak 1,2 ribu orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih pada 2008. Sebanyak 700 orang di antaranya tergolong obesitas. Angka pada tahun tahun 2010 memperlihatkan 1,6 ribu dewasa dengan berat badan berlebih dan 800 orang tergolong obesitas.(Depkes Medan, 2008)
“Banyak orang percaya obesitas merupakan kesalahan sendiri atau kesalahan orangtua atau keluarga. Studi ini dapat membantu menunjukkan bahwa berat badan lebih rumit akibatnya daripada membuat badan menjadi gendut. Dan kini saatnya kita melupakan untuk menyalahkan diri sendiri atau orang lain demi membangun tingkat pemahaman yang dapat mendukung upaya pencegahan dan pengobatan yang lebih baik. Data ini menambahkan kepercayaan pada konsep bahwa infeksi bisa menjadi penyebab atau penyumbang terhadap obesitas.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar